Kota Tanjungpinang |
Tanjungpinang atau Tanjung Pinang (disingkat Tg. Pinang) adalah ibukota dari Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota ini terletak di Pulau Bintan dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Dompak dan Pulau Penyengat. Kota Tanjungpinang dahulunya adalah pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga. Sebelum dimekarkan menjadi kota otonom, Tanjungpinang adalah ibukota Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan). Kota ini juga awalnya adalah ibukota Provinsi Riau (meliputi Riau daratan dan kepulauan) sebelum kemudian dipindahkan ke Kota Pekanbaru.
Kota ini memiliki cukup banyak daerah pariwisata seperti Pulau Penyengat, Senggarang, Kampung Bugis, Dompak. Pulau Penyengat banyak terdapat situs cagar budaya seperti Masjid, Makam para raja, Bangunan tua, Balai Adat, Benteng dan yang lainnya. Senggarang terdapat vihara yang berumur sekitar 200 tahun, Kota Rebah, Sungai Carang, Makam para raja dan yang lainnya. Kampung Bugis merupakan salah satu kampung tua yang berada di Tanjungpinang. Dompak memiliki pantai yang indah yang terletak di Tanjung Siambang yang bernama Pantai Sri Arjana, Pulau Basing yang juga terdapat situs cagar budaya berupa benteng.
Berdasarkan Sulalatus Salatin, Tanjungpinang merupakan bagian dari Kerajaan Malaka. Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugal, Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka. Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda setelah mereka menundukan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784 di Pulau Penyengat.
Pada masa Hindia Belanda, Tanjungpinang merupakan pusat pemerintahan Karesidenan Riouw. Kemudian di awal kemerdekaan Indonesia, menjadi ibu kota Provinsi Riau pada tahun 1957. Namun dua tahun kemudian ibu kota propinsi itu dipindahkan ke Pekanbaru. Setelah itu statusnya menjadi Kota Administratif
hingga tahun 2000. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21
Juni 2001 statusnya ditingkatkan menjadi Kota Tanjungpinang. Pusat
pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang, kemudian
dipindahkan ke Senggarang (bagian utara kota). Hal ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan serta mengurangi
kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di Kota Lama (bagian barat
kota). Pada tahun 2002, Kota Tanjungpinang kembali menjadi ibu kota
provinsi, yakni Provinsi Kepulauan Riau.
Pada tahun 2002 Dra. Hj. Suryatati A. Manan terpilih sebagai Walikota pertama melalui pemilihan oleh DPRD
Kota Tanjungpinang. Pada tahun 2007, ia terpilih kembali untuk menjadi
Walikota Tanjungpinang. Kemudian pada tahun 2013, ia digantikan oleh H.
Lis Darmansyah.
Wilayah administrasi pemerintahan Kota Tanjungpinang terbagi menjadi 4 Kecamatan dan 18 Kelurahan. Kecamatan-kecamatan di Kota Tanjungpinang adalah:
- Tanjungpinang Barat
- Tanjungpinang Kota
- Bukit Bestari
- Tanjungpinang Timur
Suku Melayu merupakan penduduk asli dan kelompok suku bangsa terbesar di Tanjungpinang. Disamping itu terdapat pula Suku Bugis, Suku Minang, Orang Laut dan Tionghoa yang sudah ratusan tahun berbaur dengan Suku Melayu dan menjadi penduduk tetap semenjak zaman Kesultanan Johor-Riau dan Residentie Riouw. Suku Bugis awalnya menetap di Kampung Bugis dan Suku Tionghoa banyak
menempati Jalan Merdeka dan Bakar Batu. Setelah masa kemerdekaan, orang
Jawa dan Minang mulai ramai mendatangi Tanjungpinang. Dimana orang
Minang sebagian besar menempati pemukiman di sekitar pasar, sedangkan Suku Jawa banyak yang bermukim di Kampung Jawa.
Bahasa yang digunakan di Tanjungpinang adalah Bahasa Melayu
klasik. Bahasa Melayu di kota ini hampir sama dengan Bahasa Melayu yang
digunakan di Singapura. Disamping itu, banyak pula yang menggunakan Bahasa Jawa, Minangkabau dan Batak. Masyarakat Tionghoa yang dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, sebagian masih menggunakan Bahasa Thiociu dan Hokkien dalam berkomunikasi.
Transportasi di Tanjungpinang sebagian besar masih mengandalkan
transportasi laut. Di kota ini terdapat pelabuhan domestik dan satu
pelabuhan internasional yaitu Pelabuhan Sri Bintan Pura. Untuk terminal angkutan kota, hanya ada satu yaitu Terminal Sei Carang. Sedangkan untuk pengangkutan udara, kota ini dilayani oleh Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah.
Kota Tanjungpinang |
Sumber: Wikipedia
0 comments